[Kabar al-Azhar]Pesan al-Azhar Bagi Rakyat Mesir
Sekumpulan ulama al-Azhar yang sedang mengikuti program dakwah ke pelosok daerah Minya di Mesir menyampaikan beberapa pesan dari al-Azhar terkait krisis Mesir saat ini. Al-Azhar menyampaikan bahwa solusi yang tepat untuk keluar dari masa fitnah sekarang ini adalah dengan membuka kesempatan untuk dialog dan perdamaian demi persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Mesir.
Al-Azhar melalui para ulama tadi memperingatkan agar menjauhi segala macam usaha dan hasutan yang bisa menimbulkan kekerasan ataupun hasutan yang membenarkan tindak kekerasan. Mereka pun menekankan tentang kesucian darah manusia dan memperingatkan agar menjauhi segala tindakan yang bisa merusak fasilitas pribadi dan fasilitas umum.
Mereka pun memperingatkan dengan keras bahwa kewajiban Negara beserta aparat keamanan Negara adalah menjaga keamanan dan keselamatan rakyatnya, dan menjaga hak-hak dan kebebasan mereka sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan hak asasi manusia.
Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah wa al-`Arabiyah Universitas al-Azhar Kairo, Dr. Abbas Syuman menegaskan dalam khutbah Jum`atnya di masjid Shalahuddin bahwa darah rakyat Mesir adalah haram, tidak ada perbedaan antara rakyat pendukung Dr. Mursi ataupun rakyat di dalam tubuh militer. Ia menegaskan bahwa siapapun yang tinggal di negeri ini maka harta, jiwa dan raganya adalah haram dan dilindungi oleh syariat. Ia pun menegaskan bahwa jangan sampai jiwa satu orang pun dari rakyat Mesir direnggut oleh rakyat Mesir pula.
“Kita semua berada dalam satu perahu bersama, tidak ada keselamatan bagi satu pihak kecuali bersama keselamatan pihak yang lain. Dan jika perahu ini tenggelam, maka tidak akan ada satupun dari kita yang bisa selamat. Maka kita harus menjauhi pertikaian ini dan bekerja bersama untuk menjaga perahu ini.” Ungkapnya yang merupakan salah satu anggota Hay’ah Kibar Ulama al-Azhar.
Ia pun menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan juga pentingnya berpegang teguh pada nas-nas syar`i yang mengajak pada perdamaian antar sesame. Ia pun menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dengan kaum nasrani dan mengingatkan bahwa tindakan pelecehan terhadap rumah ibadah mereka, harta dan jiwa mereka adalah bentuk pelanggaran dalam syari`at Islam. Ia pun menekankan hadis Rasulullah, “Barang siapa yang membunuh kaum yang memiliki perjanjian damai dengannya maka ia tidak akan mencium bau surga, sedangkan bau surga itu akan tercium meski sejauh perjalanan empat puluh musim.”
Dr. Muhammad Abu Zayd al-Amir, Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas al-Azhar Mansurah, dalam khutbahnya di masjid al-Tahrir menegaskan tentang kehormatan darah manusia dan memperingatkan agar menjauhi tindak kekerasan. Ia pun menekankan pada haramnya tindakan pengrusakan terhadap rumah ibadah dan bangunan instansi pemerintahan yang merupakan fasilitas bersama.
Syaikh Ahmad Turk dalam khutbahnya di masjid al-Fath menegaskan pentingnya menjaga kesatuan Negara dan pentingnya menjaga jiwa dan raga setiap rakyat. Ia pun menegaskan bahwa tindakan pembunuhan terhadap sesame rakyat Mesir bukanlah sebuah jihad. Bahkan Rasulullah telah menegaskan bahwa membunuh sesama muslim adalah sebuah tindakan kekufuran, “Mencela orang mukmin adalah tindakan yang fasik, dan memerangi sesama muslim adalah tindakan kufur.”
Syaikh Shabri Ubadah, Wakil Menteri Perwakafan yang membawahi instansi agama di Mesir, dalam khutbahnya di masjid al-Fawla mengingatkan bahwa bangsa Mesir saat ini telah berada dalam kesalahan terbesar, yaitu jatuhnya korban jiwa yang tak berdosa karena perpecahan, fanatisme yang berlebihan, dan iming-iming yang dusta yang menyebabkan hilangnya nyawa dan tumpahnya darah.
Perlu diketahui bahwa al-Azhar setiap minggunya mengirimkan utusan-utusan yang terdiri dari ulama-ulama al-Azhar ke pelosok-pelosok daerah di Mesir untuk menyampaikan pesan-pesan al-Azhar kepada rakyat Mesir. Program ini merupakan kerja sama antara Syaikh Azhar Dr. Ahmad Thayyib dan Mentri Perwakafan Dr. Mukhtar Jum`ah.
Sumber: Koran Shaut al-Azhar, edisi 30 Agustus 2013
Tiada ulasan:
Catat Ulasan